Friday, August 25, 2017

Jenis-jenis Akifer

Kata akifer berasal dari istilah latin Aquiferre. Kata Aqua berarti air dan Ferre berarti pembawa. Dalam ilmu hidrogeologi, akifer merupakan suatu batuan/formasi yang mempunyai kemampuan menyimpan dan mengalirkan airtanah dengan jumlah yang berarti atau signifikan. Sesuai dengan definisinya, batuan (batu/tanah) yang dapat menjadi akifer adalah batuan yang mempunyai porositas dan permeabilitas yang cukup untuk menjadi media penyimpanan dan pengaliran airtanah. Pada batuan sedimen, tipikal material akifer berupa pasir dan kerakal yang tidak terkonsolidasi. Pada batuan beku dan metamorf, akifer dapat berupa batuan yang mengandung rekahan (fracture) atau pelapukan batuan. 

Penyebaran akifer dapat bersifat meluas (extensive), berlapis / tumpang tindih (overlain/underlain) yang dipisahkan oleh lapisan penyekat (confining bed). Lapisan penyekat (confining bed) dapat bersifat akiklud, akifug, atau akitar. Karakter dari masing-masing jenis lapisan penyekat adalah sebagai berikut:
  • Akitar (aquitard): adalah lapisan yang dapat menyimpan air dan mengalirkan air dalam jumlah yang terbatas, misalnya lempung pasiran (sandy clay).
  • Akiklud (aquiclude) : lapisan yang mampu menyimpan air, tetapi tidak dapat mengalirkan air dalam jumlah yang berarti misalnya lempung, serpih, tuf halus, lanau.
  • Akifug (aquifuge): lapisan batuan yang kedap air, tidak dapat menyimpan dan mengalirkan air, misalkan batuan kristalin seperti granit, diorit, dan lain-lain, serta metamorf kompak.

Berdasarkan sifat fisik batuannya, secara garis besar ada 2 jenis media penyusun akifer, yaitu sistem media pori dan sistem media rekahan. Kedua sistem ini memiliki karakter airtanah yang berbeda satu sama lain. Pada sistem media berpori, airtanah mengalir melalui rongga antar butir yang terdapat dalam suatu batuan misalnya batupasir dan batuan aluvial. Rongga antar butir tersebut merupakan porositas primer, yaitu porositas yang terbentuk pada saat proses pembentukan batuan. Sedangkan pada sistem media rekahan, air mengalir melalui rekahan-rekahan (fractures) akibat tektonik atau proses pendinginan yang terdapat pada batuan. Rekahan-rekahan tersebut merupakan porositas sekunder, terbentuk akibat proses setelah pembentukan batuan seperti tektonik atau pelarutan.




Secara hidrodinamik, dikenal 3 (tiga) tipe akifer, yaitu akifer tak tertekan / bebas (unconfined aquifer), akifer tertekan (confined aquifer), dan akifer bocoran (leaky aquifer). Akifer tak tertekan adalah lapisan akifer yang dibatasi bagian bawahnya oleh lapisan impermeabel dan pada bagian atasnya tidak mempunyai lapisan impermeabel. Konfigurasi lapisan tersebut menyebabkan airtanah mempunyai tekanan normal, atau sama dengan tekanan di permukaan.

Jenis kedua, akifer tertekan adalah lapisan akifer yang bagian bawah dan atasnya dibatasi oleh lapisan impermeabel. Dengan konfigurasi seperti diatas, airtanah mempunyai tekanan diatas tekanan normal.

Jenis ketiga, akifer bocoran, merupakan lapisan akifer yang dibatasi bagian bawah atau bagian atasnya oleh lapisan akitar / lapisan semi permeabel. Konfigurasi  lapisan di atas memungkinkan airtanah untuk bercampur dengan akifer di atas atau di bawahnya. 

Konfigurasi akifer tak tertekan (A), akifer tertekan (B), dan akifer bocoran (C) (Kruseman, 1994). 

No comments: